Pemprov Sulut Raih Penghargaan dari BNPB, Terbaik se-Indonesia dalam Penanggulangan Bencana

Manado – Di bawah kepemimpinan Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven O.E. Kandouw, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Pemprov. Sulut) berhasil meraih Penghargaan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai Pemerintah Daerah dengan Kinerja dan Sinergitas Penanggulangan Bencana Terbaik di Indonesia.

Penghargaan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Kepala BNPB Doni Monardo dalam acara Penutupan Rakornas Penanggulangan Bencana 2021 yang digelar di Jakarta, Rabu (10/3/2021).

Pemprov. Sulut diwakili Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setdaprov Sulut Edison Humiang didampingi Kepala BPBD Sulut Joy Oroh mengikuti secara virtual acara tersebut, di Kantor Gubernur Sulut.

Dengan mengangkat tema “Tangguh Menghadapi Bencana” kegiatan yang diselenggarakan oleh BNPB ini, sekaligus sebagai peringatan ulang tahun BNPB yang ke-13.

Selain memberikan penghargaan penanggulangan bencana kepada Pemerintah Daerah, dalam acara tersebut juga diberikan penghargaan kepada Media, Dunia usaha, Masyarakat, dan Perguruan Tinggi.

Penghargaan tersebut diharapkan dapat menjadi penyemangat untuk semakin berkontribusi dalam penanggulangan bencana.

Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, yang hadir menutup rakor tersebut, dalam sambutannya menyampaikan bahwa bencana alam adalah kejadian yang sudah sering terjadi sejak zaman dahulu.

"Namun yang menarik adalah bagaimana nenek moyang kita menghadapi bencana kala itu," ujarnya.

Oleh karenanya dia mengusulkan agar BNPB merekonstruksi bagaimana orang-orang zaman dahulu melakukan mitigasi bencana.

Dalam kesempatan itu, Kepala BNPB Doni Monardo mengingatkan untuk selalu menerapkan kolaborasi pentahelix yang terdiri dari Pemerintah, Masyarakat, Dunia Usaha, Perguruan Tinggi atau Pakar dan Media.

Dengan itu, maka tercipta harmonisasi antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat, Dunia Usaha, serta Kalangan Media.

Selanjutnya Doni Monardo mengulangi beberapa penekanan Presiden RI Joko Widodo tentang pentingnya mitigasi dan pencegahan bencana.

“Pada rakornas di Sentul, Presiden telah mengatakan pentingnya mitigasi dan pencegahan. Kedua aspek itu masih terngiang-ngiang. Pencegahan jangan terlambat dan segera lakukan langkah antisipasi. Kebijakan nasional dan daerah harus sensitif. Harus terukur dari segi pengendalian untuk memastikan semua berjalan dengan baik di lapangan,” tuturnya.

Menurutnya, kebijakan tata ruang penting guna menghadapi bencana. Bangsa Indonesia tergolong tangguh dan tanggap terhadap bencana.

Pemerintah Daerah diminta agar selalu sensitif terhadap kerawanan bencana, dalam mengambil setiap kebijakan.

“Bencana bukan semata musibah, tetapi harus dicegah. Petaka bagi mereka, dosa bagi kita yang telah abai dan lalai,” tandasnya. (Dkips/ik)